Difference between revisions of "Ukuran Kemiskinan"
From SEPAKAT wiki
(Created page with "Coming Soon") |
(→Lihat Indikator Ini Menggunakan SNaPA) |
||
(2 intermediate revisions by the same user not shown) | |||
Line 1: | Line 1: | ||
− | + | '''Ukuran Kemiskinan''' memiliki tiga indikator, yaitu: | |
+ | * Tingkat Kemiskinan (P0): proporsi penduduk yang memiliki pengeluaran per kapita di bawah garis kemiskinan. | ||
+ | * Kedalaman Kemiskinan (P1): rata-rata selisih pengeluaran per kapita penduduk miskin dengan garis kemiskinan. Semakin tinggi P1 menunjukkan semakin miskinnya penduduk miskin akibat semakin jauhnya pengeluaran per kapita mereka dari garis kemiskinan. | ||
+ | * Keparahan Kemiskinan (P2): rata-rata dari kuadrat selisih pengeluaran per kapita penduduk miskin dengan garis kemiskinan. Semakin tinggi P2 menunjukkan semakin miskinnya penduduk paling miskin akibat bobot yang lebih tinggi yang diterapkan oleh pengkuadratan selisih pengeluaran per kapita. | ||
+ | Turunnya P0 tidak selalu disertai dengan penurunan P1 dan P2. Itulah mengapa memperhatikan pergerakan P1 dan P2 antar waktu juga diperlukan untuk melakukan analisis apakah turunnya tingkat kemiskinan disertai dengan semakin sejahteranya penduduk yang masih miskin. | ||
+ | |||
+ | === [[Kemiskinan dan Ketimpangan|Halaman Sebelumnya]] === | ||
+ | |||
+ | == [http://sepakat.bappenas.go.id/snapa/analisis/modul/5/kemiskinan_dan_ketimpangan/380 Lihat Indikator Ini Menggunakan SEPAKAT] == |
Latest revision as of 16:02, 22 October 2018
Ukuran Kemiskinan memiliki tiga indikator, yaitu:
- Tingkat Kemiskinan (P0): proporsi penduduk yang memiliki pengeluaran per kapita di bawah garis kemiskinan.
- Kedalaman Kemiskinan (P1): rata-rata selisih pengeluaran per kapita penduduk miskin dengan garis kemiskinan. Semakin tinggi P1 menunjukkan semakin miskinnya penduduk miskin akibat semakin jauhnya pengeluaran per kapita mereka dari garis kemiskinan.
- Keparahan Kemiskinan (P2): rata-rata dari kuadrat selisih pengeluaran per kapita penduduk miskin dengan garis kemiskinan. Semakin tinggi P2 menunjukkan semakin miskinnya penduduk paling miskin akibat bobot yang lebih tinggi yang diterapkan oleh pengkuadratan selisih pengeluaran per kapita.
Turunnya P0 tidak selalu disertai dengan penurunan P1 dan P2. Itulah mengapa memperhatikan pergerakan P1 dan P2 antar waktu juga diperlukan untuk melakukan analisis apakah turunnya tingkat kemiskinan disertai dengan semakin sejahteranya penduduk yang masih miskin.