Pendahuluan Modul Evaluasi
Modul Evaluasi dalam SEPAKAT bertujuan untuk mengukur kinerja penurunan kemiskinan di tingkat daerah, serta dibandingkan daerah lain yang setara, apakah kinerjanya sudah cukup baik atau masih perlu ditingkatkan. Kinerja penurunan kemiskinan itu sendiri diukur berdasarkan dekomposisi penurunan kemiskinan menjadi efek Pertumbuhan dan efek Redistribusi, menggunakan metode dekomposisi oleh Datt & Ravallion (1992). Penyetaraan konteks daerah dilakukan berdasarkan karakteristik yang mirip dari masing-masing daerah, dan perbandingan daerah diukur berdasarkan indeks linear kinerja penurunan kemiskinan bernama Poverty Bias of Growth (PBG), yang dicetuskan oleh McCulloch & Baulch (2000).
Penilaian kinerja penurunan kemiskinan penting untuk diketahui Pemerintah Daerah, karena salah satu fungsi dari negara/pemerintahan adalah fungsi redistribusi (DJPK Kemenkeu, 2018). Hasil penilaian Efek Redistribusi dari hasil evaluasi kinerja penurunan kemiskinan yang masih rendah, atau bahkan tidak berkontribusi pada penurunan kemiskinan, menunjukkan perlunya usaha yang lebih giat dari Pemerintah Daerah untuk memanfaatkan instrumen fiskal daerah.
Jika hasil Modul Evaluasi menunjukkan kinerja penurunan kemiskinan yang kurang optimal, pengguna disarankan untuk kembali ke Modul Analisis dan mengeksplorasi isu yang dihadapi masyarakat miskin dan rentan. Modul Analisis memuat informasi terkait ekonomi produktif dan ketenagakerjaan, untuk meningkatkan efek Pertumbuhan, dan juga informasi terkait pelayanan dasar dan akses, untuk meningkatkan efek Redistribusi.
Penjelasan lebih lanjut terkait efek Pertumbuhan dan Redistribusi dapat dilihat di sini:
http://sepakat.bappenas.go.id/wiki/Efek_Pertumbuhan
http://sepakat.bappenas.go.id/wiki/Efek_Redistribusi
Sumber
DJPK Kemenkeu (2018). “Pajak Daerah”. http://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2018/08/pajak_daerah-1.pdf, diakses pada 24 November 2019.